Ceking Terrace Tegallalang
Cheers! Have a good day everybody. Ini adalah pengalaman penulis ketika bepergian ke tempat wisata yang cukup terkenal di dekat tempat tinggal penulis. Waktu tempuh yang diperlukan untuk ke tempat ini hanya 15 menit dengan mengendarai sepeda motor. Berhubung ingin melihat sunrise jadi penulis berangkat pukul 6 pagi bersama salah seorang teman sebut saja Ayu.
Berbekal jaket karena daerah disini cukup dingin, akhirnya sampai di
tempat ketika langit masih remang-remang. Sejuk, udara pagi masih segarnya,
ketika bernafas dan berbicara asap akan keluar dari hidung juga mulut hingga
mengepul saking dinginnya. Memilih tempat duduk lalu menikmati suasana sambil
ngobrol adalah hal yang patut disyukuri kala itu dibanding sekarang yang tidak
boleh kemana-mana karena social distancing.
Penulis sering melewati tempat ini saat naik bemo untuk ke sekolah, namun
belum penah sekalipun benar-benar datang kesini. Padahal tempat wisata ini
dikenal oleh tamu domistik maupun mancanegara. Banyak juga postingan bule yang
datang kesini di Instagram. Tentu saja nama tempat ini dicantumkan yakni
"Tegallalang Rice Terrace" orang yang tinggal dekat sini biasa
menyebutnya Ceking yang terletak di Kecamatan Tegallalang.
Ceking sendiri merupakan terasering sawah dengan sistem pengairan subak
yang bersifat tradisional. Daya tarik utamanya tentu dari panoramanya, sering
terlihat photographer bule membawa kamera yang jumlahnya lebih
dari satu, ya tentu saja ingin mengabadikan pemandangan yang menakjubkan sekali
seumur hidupnya. Terlebih ceking sering dijadikan tempat Pre-wedding oleh
turis mancanegara bahkan tempat syuting film lokal.
Tentu
wisata ini banyak dikunjungi karena mudah dijangkau oleh wisatawan. Ceking
sendiri terletak di jalan utama, aksesnya mudah karena jalanan sudah aspal dan
tidak berbatu atau bentuk lumpur.
Saat ingin kesini kita bisa memakai Google
maps atau mengikuti petunjuk jalan yang sangat memadai. Tempat parkir sudah tersedia,
untuk motor, mobil bahkan bus-bus besar. Bahkan sering sekali setengah badan
jalan habis untuk parkir mobil dan motor. Masuk ke Ceking sendiri tidak ada
bayar tiket masuk, pengunjung biasanya hanya membayar parkir. Kalaupun tukang parkir
tidak ada ketika pagi hari ataupun menjelang sore, berarti mengunjungi tempat
ini tidak dikenakan biaya apapun.
Seiring
berjalannya waktu banyak fasilitas-fasilitas menarik yang mendukung tempat
wisata ini berkembang. Salah satunya swing atau berayun
diantara persawahan dan pohon kelapa disini. Swing ini
dikelola oleh orang lokal untuk dijadikan usaha dan dikenakan tarif per orang.
Ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi pengnjung, karena swing adalah
hal yang baru.
Jalan
di persawahan ini juga cocok dijadikan tempat tracking untuk
berolahraga ataupun sekedar jalan-jalan menikmati panorama melewati pematang
sawah. Saat lelah berjalan-jalan maupun berfoto, sudah tersedia restoran dan
cafe-cafe sepanjang tempat wisata ini yang disediakan untuk pengunjung ketika
ingin beristirahat. Cafe disini sangat bagus, dikelola oleh
pengusaha lokal yang tentu pelayanannya sangat ramah. Tak hanya menyediakan
makanan lokal tapi ada juga makanan khaas negara lain seperti pizza, gelato,
juga spagheti. Banyak variasi makanan dan minuman sehingga pengunjung meimilki
banyak pilihan. Sambil duduk pengunjung sepuasnya dapat berfoto dan menikmati
panorama sambil makan dan minum.
sumber : https://id.pinterest.com/pin/855754366684826812/ |
Ketika akan pulang dari jalan-jalan, pengunjung tidak perlu pusing-pusing
mencari tempat membeli oleh-oleh karena sepanjang jalan utama banyak pedagang
lokal yang menjual cinderamata seperti gantungan kunci, baju pantai, dress pantai,
kamben bercorak, juga tak kalah populer tas dari anyaman yang sedang booming saat
ini.
Setelah menghabiskan waktu menonton sunrise dan ngobrol kesana kemari, penulis pun pulang dan tidak lupa mengabadikan momen tersebut kala itu. See you in the other moment guys, xoxo.
Komentar
Posting Komentar